Air Asam Tambang di Lingkungan Tambang

Air asam tambang atau bisa dibilang Acid Mine Drainage merupakan air yang terbentuk dari lokasi pertambangan dengan pH rendah ( pH <6) sebagai dampak dibukanya satu potensi kesamaan batuan sehingga menimbulkan masalah bagi kualitas air, dimana pembentukannya dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen, dan batuan yang mengandung mineral – mineral sulfida (Nurisman et al., 2012).


Gambar 1. Air Asam Tambang 


Dalam terbentuknya air asam tambang pada wilayah pertambangan terdapat dua proses yang terbentuk yaitu secara kimia dan juga secara biologi. Air asam tambang secara kimia terbentuk adanya oksidasi mineral – mineral sulfide yang terjadi dengan adanya air. Bahkan secara biologi, air asam tambang tersebut terjadi karena mikrobiologi tertentu berperan sebagai katalisator guna meningkatkan laju oksidasi mineral – mineral sulfida (Faisol Asip, 2015).

Upaya untuk mengurangi dampak negatif air asam tambang telah dilakukan oleh perusahaan tambang, baik melalui penggunaan bahan kimia maupun secara biologi. Salah satu proses pengolahan aktif adalah dengan menambahkan bahan kimia yang dapat menetralisir kemasaman limbah. Beberapa bahan penetralisir yang banyak digunakan antara lain adalah kalsium oksida, kalsium karbonat, sodium hidroksida, magnesium oksida dan magnesium hidroksida. Teknologi lain yang juga banyak dikembangkan adalah pembuatan lahan basah (wetland).

Proses pembuatan lahan basah dilakukan dengan mengacu pada proses yang terjadi pada metode lahan basah (wetland) atau proses-proses alami lainnya. Metode lahan basah dapat meningkatkan pH dan menurunkan konsentrasi Fe dan Mn. Tanaman pada metode lahan basah ini memberikan kontribusi meningkatkan kandungan 2 bahan organik melalui zat-zat hasil sekresi dan dekomposisi sisa tanaman. Disamping itu, pengurangan konsentrasi logam sebagian terjadi karena proses pengendapan logam dengan adanya reduksi sulfat secara biologi dan sebagian kecil juga diserap oleh tanaman (Aryanto,2019).

Dilihat dari adanya cara pengolahan terhadap air asam tambang di sekitar lingkungan pertambangan terdapat dua pengolahan yaitu pengolahan secara aktif dan pasif

Pengolahan air asam tambang dengan metode aktif adalah pengolahan air asam tambang dengan cara menambahkan bahan kimia untuk memperbaiki kualitasnya dengan menggunakan bantuan manusia dan instrument pendukung untuk peoperasiannya. kelebihan dari pengolahan dengan metode ini adalah menghasilkan efisiensi yang cenderung lebih tinggi dan mudah dalam pengoperasinya (Faisol Asip, 2015).


Gambar 2. Pengolahan Aktif


Pengolahan Air Asam Tambang dengan menggunakan metode pasif adalah metode yang mengandalkan proses bio-geokimiawi dimana metode ini berlangsung secara alami dalam peningkatan pH dan peningkatan serta pengendapan terhadap logam – logam terlarut. Metode pengolahan secara pasif dikembangkan dengan menggunakan metode aerobic wetland, successive alkalinity producing system (SAPS), dan open lime stone channel (OLC). Dalam sistem pengolahan pasif  ini memberikan kemudahan dalam penanganan air asam tambang karena tidak diperlukan suplai material, energi, dan tenaga manusia secara kontinu namun memiliki keterbatasan dalam hal kapasitas pengolahan (Gunawan et al., 2014).


Gambar 3. Pengolahan Pasif



Gambar 4. Cara Pengolahan Air Asam Tambang





Referensi:

Aryanto, Reza (2019), KAJIAN PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AEROBIC WETLAND DAN PENGARUHNYA TERHADAP BAKU MUTU AIR PADA SITE LATI PT BERAU COAL

Faisol Asip, S. C. S. A. (2015). Pengaruh Adsorben Diatomaceous Earth Terhadap Penurunan Kadar Besi dan Ion Sulfat Dari Air Asam Tambang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Gunawan, Gautama, R. S., Abfertiawan, M. S., Kusuma, G. J., Lepong, Y., & Saridi. (2014). Penelitian dan Sistem Pengelolaan Air Asam Tambang di Lati Mine Operation. Seminar Air Asam Tambang Ke-5 Dan Pascatambang Di Indonesia Bandung, 28 Oktober 2014, 28 Otober 2014, 1–10.

Nurisman, E., Cahyadi, R., & Hadriansyah, I. (2012). Studi Terhadap Dosis Penggunaan Kapur Tohor (CaO) Pada Proses Pengolahan Air Asam Tambang Pada Kolam Pengendap Lumpur Tambang Air Laya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Jurnal Teknik Patra Akademika.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar