Pemerintah mulai mengembangkan peluang dan inovasi baru di dunia pengindustrian. Salah
satunya perkembangan industry elektronik, persenjataan,
bahkan pembuatan
magnet sekalipun. Dengan ini diadakannya pembicaraan terkait logam tanah jarang mengemuka kepublik setelah adanya pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa Rare
Earth merupakan komoditas mineral hasil ekstrak tin atau timah. Komoditas itu kemudian dijadikan bahan untuk pencampuran kebutuhan industry pembuatan magnet,
elektronik, hingga persenjataan.
Istilah Rare
Earth atau Logam Tanah Jarang didasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa keberadaan Rare
Earth ini tidak banyak dijumpai. Namun pada kenyataannya kelimpahan Rare
Earth ini melebihi unsur lain dalam kerak bumi. Keterdapatan Rare
Earth umumnya dijumpai dalam sebaran dengan jumlah yang tidak besar dan menyebar secara terbatas. Meskipun demikian unsur-unsur tersebut sangat sukar untuk ditambang karena konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis. Ketujuh belas unsure logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.
Sebagian besar jenis litologi yang dijumpai di
Indonesia memiliki peluang mengandung Rare
Earth, namun belum diketahui sampai sejauh mana besaran kandungannya dan potensi yang dimiliki.
Batuan-batuan seperti granit, pegmatit,
metamorf, ultra basa dan alluvial adalah diantara jenis batuan yang mungkin mengandung Rare
Earth di Indonesia. Penyebaran formasi batuan yang mengikuti sabuk magmatis di Indonesia
menunjukkan adanya keterkaitan jenis batuan dengan jenis endapan mineral logam
yang berkaitan.
Pendugaan adanya Rare
Earth bersama unsur-unsur jejak lainnya terdeteksi pada batuan-batuan granitic yang terdapat di Sulawesi
Selatan, terutama di daerah-daerah Polewali danMasamba. Studi geokimia terhadap batuan-batuan granitic menduga bahwa batuan-batuan tersebut termasuk kedalam batuan-batuan granitik “tipe I”.
Konsentrasi total Rare Earth tertinggi mencapai masing-masing 279 dan 400
ppm yang terkandung di dalam mineral-mineral asesori pada granit terutama zirkon, apatit, dan monasit dan memiliki kandungan total LTJ+Y
mencapai 305 ppm berasal 20 Potensi Rare
Earth di Indonesia dari Granit
Polewali dan
428 ppm dari Granit Masamba.
Namun, apakah potensi Rare
Earth yang disorot oleh pemerintah menimbulkan adanya ketertarikan perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia ?
Dilansir dari CNBC Indonesia,
Presiden Direktur
PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menyebut,
PT Freeport tetapakan focus menambang konsentrat emas dan tembaga di Grasberg
hingga tahun
2041, atau sesuai kontrak IUPK yang
dipegang PT Freeport Indonesia. Meskipun besarnya potensi mineral Rare Earth yang
ada di Indonesia tidak membuat
PT Freeport berniat melakukan diversifikasi bisnis dalam perusahaan.
Potensi Rare Earth memang perlu menjadi sorotan bagi pemerintah untuk melakukan inovasi dan pengembangan bahan-bahan industry manufaktur di Indonesia
dengan adanya pemanfaatan Rare
Earth ini. Oleh karena itu, akankah pemerintah melanjutkan upaya pemanfaatan potensi Rare
Earth di Indonesia dengan membangun industry pertambangan Rare
Earth khusus dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang tertarik dengan potensi Rare
Earth di Indonesia.
Daftar Pustaka
Tim Penyusun. 2019 .Potensi Logam Tanah Jarang di
Indonesia. Bandung : Pusat Sumber Daya
Mineral, Batubara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
URL : https://www.cnbcindonesia.com/market/20200722154909-19-174647/abaikan-rare-earth-
freeport-fokus-menambang-di-grasber (Diakses pada 27 Juli 2020)
URL : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200623190236-199-516639/penjelasan-sains-
soal-mineral-rare-earth-ala-prabowo-luhut (Diakses pada 27 Juli 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar