MINING
STUDY CLASS 3
MINING
STUDY CLASS- Merupakan suatu acara talkshow yang diadakan oleh Departemen PSDM
dan Humas Eksternal dengan tujuan memberi pengetahuan mengenai pertambangan
dengan Narasumber yang berhubungan dengan tema terkait.
Mining Study Class 3 kali ini mengangkat
tema “Excellent Road Management System”. Acara ini dilaksanakan secara Daring
melalui zoom meeting yang dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2023 pada pukul 13.30
WIB. MSC 3 kali ini mendatangkan pembicara yaitu Bapak Tito Adhi Yansyah, S.T. selaku
Senior Engineer PT Orecon Sadanus Perkasa. MSC 3 Kali ini dihadiri oleh segenap
Mahasiswa/i Teknik Pertambangan.
Acara dimulai dengan pembukaan yang dibuka
dengan moderator Istyo Murdo Andono yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan
ayat suci Al-Qur’an oleh Muh. Ammar. Kemudian dilanjutkan sambutan Ketua
Pelaksana MSC Syarifah Amwal, lalu selanjutnya sambutan kedua oleh Achmad Ravi
selaku Ketua Himpunan Tambang UIN Jakarta, Acara selanjutnya ialah pembacaan CV
pemateri yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Bapak Tito Adhi
Yansyah, S.T. Materi yang menjadi topik pada Mining Study Class kali ini ialah
mengenai Excellent Road Management System. Mine Hauling Road merupakan jalan operasional
dalam pertambangan dan memengaruhi pencapaian target produksi. Bahasan yang
akan dibahas yaitu Geometrical Design dan structural design.
1.
Geometrical
Design
Dampak
ketidaksesuain geometric Design :
1.
Grade jalan terlalu tinggi
- Keausan
ban meningkat
-
Kendaraan sulit dikontrol saat kondisi slippery (kondisi
saat jala licin)
- Erosi
karena Runoff (hujan) tinggi
- Keecepatan
turun, makan produktivitas juga akan menurun
2.
Arah superlevasi terbalik
- Ban
rusak karena material tumpah
- Meningkatkan
beban ban
- Keausan
ban tinggi
- Kendaraan
sulit dikendalikan
- Kecepatan
turun, produktivitas turun
3.
Crossfall terlalu miring
- Erosi,
batu tertinggal di permukaan
- Pembebanan
yang berlebih pada ban luar
- Permukaan
jalan kasar, maka ban akan cepat aus
4.
Radius jalan terlalu kecil
- Pemukaan
jalan bergelombang (jejak rem dan percepatan)
- Material
tumpah (road maintenance meningkat)
- Kecepatan
menurunu, produktivitas juga akan menurun
- Surface
mudah tererosi
Proses excellent road
management diperlukan untuk mengakomodir kebutuhan operasional, sehingga dapat
diperoleh kondisi jalan tambang yang optimum
sesuai dengan perencanaan penambangan. Menurut Kepmen ESDM 1827 Tahun
2018 Geometric Design terbagi mejadi dua yaitu Aspek Teknis (lebar jalan,
radius tikungan dan superlevasi, dan grade) dan Aspek Keselamatan (jarak
pandang pada lengkungan horizontal dan vertical dan rambu-rambu jalan)
1.
Lebar jalan
Lebar
jalan harus direncanakan agar bisa menahan gaya dari setiap kendaraan
Lebar
pada jalan lurus : (AASHTO,1990)
2.
Radius tikungan dan superelevasi
Superlevasi
merupakan kemiringan yang dibutuhkan agar gaya yang timbul tetap dan unit tetap
disitu yang berada di tikungan.
Crossfall
merupakan kemiringan jalan yang dibutuhkan untuk menahan beban dan untuk
drainase.
AAASHTO
menyarankan :
- e maks
= 4-6% lalu liintas macet atau sulit mencapai kecepatan tinggi
- e maks
= 10% untuk jalan berkecepatan tinggi
- e maks
= 4 % bila jalan terutup es atau salju (jalan di tambang)
Tikungan
ada 3 jenis yaitu full circle (radius besar), circle spiral, spiral spiral (radius
paling kecil dan biasanya digunakan di tambang).
3.
Grade
Grade
merupakan kemiringan jalan angkut produksi yang merupakan perbandingan antara
beda tinggi dengan jarak mendatar. Kemiringan grade ini akan memengaruhi
kecepatan.
4.
Jarak pandang horizontal
Jarak pandang horizontal adalah jarak pandang yang tersedia pada kondisi yang mendatar.
5. Jarak pandang vertical
Jarak
pandang horizontal adalah jarak pandang yang tersedia pada kondisi saat menanjak
atau menurun.
6. Jarak pengereman
7. Persimpangan Hauling Road
Setiap persimpangan harus terdapat jalur pemisah dengan tinggi
paling kurang setengah diameter roda kendaraan terbesar dan lebar bagian atas
paling kurang sama dengan lebar roda kendaraan terbesar. Sudut belokan pada
pertigaan jalan tidak boleh kurang dari 70°
1. Structural Design
A. Struktur jalan
Struktur jalan untuk
distribusi penyebaran beban roda sampai pada tanah dasar (subgrade). Upaya
memperpanjang umur perkerasan jalan :
-
Mempertebal lapisan perkerasan
-
Memakai bahan perkerasan yang
lebih baik mutunya (jenis bahan yang
dipakai, kualitas pekerjaan, dan sesuai dengan suhu dan iklim)
-
Mengurangi beban roda
kendaraan
-
Memperbaiki/meningkatkan daya
dukung tanah dasar
1. Struktur perkerasan jalan
Ø Tanah dasar (subgrade )
Merupakan lapisan paling bawah
dari suatu konstruksi jalan system lentur dan lapisan awal yang dikerjakan
serta penahan beban akhir. Subgrade berfungsi untuk tempat kedudukan lapisan
berikutnya yaitu pondasi bawah. Subgrade dapat berupa hasil galian, tanah
timbunan, dan tanah asli. Beban kendaraan yang dilimpahkan ke lapisan
perkerasan melalui roda-roda kendaraan yang selanjutnya disebarkan ke
lapisan-lapisan bawahnya dan akhirnya diterima oleh tanah dasar.
CBR adalah salah satu
pengujian daya dukung. CBR dapat diperoleh menggunakan alat DCPT (Dynamic Cone
Penetrometer Test).
Ø Bentuk partikel
2. Ground Support
Upaya meningkatkan daya dukung dengan
pemadatan. Pemadatan adalah perbaikan tanah secara sederhana dengan memberikan
energi pemadatan pada masa tanah,sehingga terjadi pemampatan dan pengunrangan
rongga pori. Alat pemadatan tanah yaitu compactor (rubber tired roller, smooth
wheel roller, sheepfoot roller, vibroplate, dan pedestrian roller).
Acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang dilanjutkan dengan
penyerahan sertifikat kepada pembicara, kemudian pembacaan doa penutup dan
terakhir sesi foto Bersama.
Sampai
Bertemu di Mining Study Class Selanjutnya.
Pembukaan
oleh Moderator
Sambutan
Ketua Pelaksana
Sambutan
Ketua HITAM UIN Jakarta
Pembacaan CV Pemateri
Sesi Tanya
Jawab
Penyerahan
Sertifikat
Foto Bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar